Powered By Blogger

Rabu, 07 September 2011

Makalah psikologi anak

                                       PEMBAHASAN         

A.    Pengertian Perkembangan dan Pertumbuhan
Para ahli psikologi setuju dengan pengertian perkembangan sebagai suatu proses perubahan yang mengarah kepada kemajuan. Perkembangan menyebabkan tercapainya kemampuan dan karakteristik psikis yang baru. Perubahan yang dimaksud sebagai perkembangan itu terjadi apabila individu yang berkembang mengalami dua hal yaitu pertumbuhan dan belajar. Pertumbuhan diartikan sebagai perubahan aspek fisik yang Nampak dalam perubahan ukuran, berat dan struktur. Misalnya bertambah panjangnya tungkai dan lengan, bertambah tingginya badan, bertambah beratnya badan dan bertambah sempurnanya susunan tulang dan syaraf ( Elida, 8:2004 ).
Hallen Bee (1978) dalam Elida (8:2004) menjelaskan suatu konsep lain yang erat kaitannya dengan pertumbuhan adalah kematangan. Istilah kematangan sering digunakan sebagai arti yang sama dengan pertumbuhan walaupun sebenarnya tidak persis sama. Perubahan fisik yang bersifat kuantitas yang disebut pertumbuhan mungkin terjadi karena tercapainya kematangan, namun tidak seluruhnya perubahan itu disebabkan oleh kematangan, tetapi karena pengaruh factor luar seperti makanan. Jadi pertumbuhan dipengaruhi oleh factor luar dan dalam diri individu yang disebut sebagai kematangan itu. Istilah kematangan menggambarkan pola perubahan fisik dan keterampilan yang ditentukan oleh factor gene.
Dari aspek lain perkembangan dicapai karena adanya proses belajar. Karena belajar individu memperoleh pengalaman baru dan pengalaman baru menimbulkan tingkah laku yang baru. Seorang anak berkembang, Nampak dalam perubahan cara makan yaitu cara makan dengan tangan menjadi mampu makan dengan sendok, karena ia belajar dari otang tuanya.
Zulkifli (4:1992) dalam bukunya psikologi perkembangan membahas perkembangan rohani sejak manusia lahir sampai menjadi dewasa. Dalam proses perkembangan rahani itu terjadi perubahan terus-menerus, tetapi perkembangan itu tetap merupakan suatu kesatuan. Diantara masa-masa perkembangan itu adalah masa bayi, masa kanak-kanak, masa anak sekolah, masa remaja (pubertas[1] dan adolesen[2]), dan masa dewasa. Dalam bidang kesehatan dikemukakan tentang perlunya meningkatkan gizi bagi calon ibu maupun bayi yang dikandungnya berupa penambahan vitamin-vitamin dan mineral dengan lebih dahulu berkonsultasi dengan bidan ataupun dokter kandungan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa perkembangan anak dapat dilihat secara kualitas dan pertumbuhan anak dapat dilihat secara kuantitas. Dengan kata lain perkembangan terjadi pada psikis sedangkan pertumbuhan terjadi pada phisik.

B.     Proses Berlangsungnya Perkembangan
Bagaimana berlangsungnya perkembangan individu, yang diistilahkan dengan dinamika perkembangan telah menimbulkan perbedaan pendapat diantara para ahli. Perbedaan pandangan tersebut disebabkan perbedaan pandangan aliran psikologi yang diikutinya. Aliran psikologi assosiasi yang merupkan pendukung aliran behavioristik, berpendapat bahwa perkembangan berlangsung dengan penguasaan bagian-bagian dengan proses assosiasi memperoleh penguasaan yang menyeluruh. Pendidikan menurut mereka memberikan pengetahuan dan latihan sedikit demi sedikit bagian demi bagian mengarah kepenguasaan pengetahuan dan keterampilan yang merupakan kesatuan (unit) dan kompleks. Berbeda dengan pandangan di atas adalah pandangan para ahli Gestalt yang berpendapat bahwa perkembangan berlangsung dari penguasaan keseluruhan yang kemudian berkembang kearah penguasaan yang lebih detail. Pendidikan harus memberikan pemahaman yang menyeluruh dalam memberikan informasi atau latihan dan baru membimbing anak kepemahaman yang lebih memdetail (Elida, 12:2004).
Aliran psikologi Assosiasi yang menitikberatkan kepada perkembangan moral, atau cara manusia bertingkah laku, berpendapat bahwa perkembangan tingkah laku berlangsung melalui proses identifikasi atau proses peniruan. Dalam pendidikan pemberian contoh yang ideal sangat dipentingkan agar perkembangan tingkah laku yang ideal tercapai.
Jadi dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa proses berlangsungnya perkembangan anak itu sangat dipengaruhi oleh proses peniruan dan pemahaman sedikit demi sedikit yang kemudian berkembang menjadi tingkah laku yang ideal.
Perkembangan berlangsung melalui aturan-aturan yang prinsip, yang perlu diperhatikan dalam memupuk perkembangan anak. Prinsip-prinsip yang dimaksud adalah prinsip kesatuan organis, prinsip tempo dan irama perkembangan, prinsip kesatuan pola, prinsip kematangan, prinsip kontinuitas, dan prinsip kecepatan.
Masa-masa perkembangan menurut para ahli psikologi:
a.       Pembagian Aristoteles
·         Periode anak kecil, usia sampai 7 tahun
·         Periode anak sekolah, usia 7 sampai 14 tahun
·         Periode pubertas, usia 14-21 tahun
b.      Pembagian Comenius
·         Masa sekolah ibu, sampai usia 6 tahun
·         Masa sekolah bahasa ibu, usia 6 sampai 12 tahun
·         Masa sekolah bahasa latin, usia 12 sampai 18 tahun
·         Masa sekolah ibu tinggi, usia 18 sampai 24 tahun.
c.       Pembagian Ch. Buhler
·         Masa pertama, usia sampai 1 tahun
·         Masa kedua, usia 2 sampai 4 tahun
·         Masa ketiga, usia 5 sampai 8 tahun
·         Masa keempat, usia 9 sampai 13 tahun
·         Masa kedua, usia 14 sampai 19 tahun
d.      Pembagian Kohnstamm
·         Masa vital, usia 1 sampai 1,5 tahun
·         Masa anak kecil, usia 1,5  sampai 7 tahun
·         Masa anak sekolah, usia 7 sampai dengan 14 tahun
·         Masa remaja, usia 14 dengan 21 tahun
·         Masa dewasa, usia 21 tahun keatas.
e.       Pembagian Oswald Kroh
·         Trotz periode pertama, usia 3 tahun
·         Trotz periode kedua, usia 12-14 tahun
·         Trotz periode ketiga, usia pada masa akhir remaja
f.       Pembagian Jean Piaget
·         Fase sensori motorik (usia 0-2 tahun)
Dalam tahap ini perkembangan panca indra sangat berpengaruh dalam diri anak. Keinginan terbesarnya adalah keinginan untuk menyentuh/memegang, karena didorong oleh keinginan untuk mengetahui reaksi dari perbuatannya. Dalam usia ini mereka belum mengerti akan motivasi dan senjata terbesarnya adalah 'menangis'.
·         Fase Pra Operasional (usia 2-7 tahun)
Pada usia ini anak menjadi 'egosentris', sehingga berkesan 'pelit', karena ia tidak bisa melihat dari sudut pandang orang lain. Anak tersebut juga memiliki kecenderungan untuk meniru orang di sekelilingnya. Meskipun pada saat berusia 6-7 tahun mereka sudah mulai mengerti motivasi, namun mereka tidak mengerti cara berpikir yang sistematis - rumit. Dalam menyampaikan cerita harus ada alat peraga.
·         Fase operasi konkrit (usia 7-11 tahun)
Saat ini anak mulai meninggalkan 'egosentris'-nya dan dapat bermain dalam kelompok dengan aturan kelompok (bekerja sama).
·         Fase operasi formal  (usia 11 tahun ke atas)
Pengajaran pada anak pra-remaja ini menjadi sedikit lebih mudah, karena mereka sudah mengerti konsep dan dapat berpikir, baik secara konkrit maupun abstrak, sehingga tidak perlu menggunakan alat peraga. Namun kesulitan baru yang dihadapi guru adalah harus menyediakan waktu untuk dapat memahami pergumulan yang sedang mereka hadapi ketika memasuki usia pubertas.

C.     Perkembangan Psycho-Sosial
Menurut Erick Erickson perkembangan Psycho-sosial atau perkembangan jiwa manusia yang dipengaruhi oleh masyarakat dibagi menjadi 8 tahap: 
1.      Trust >< Mistrust (usia 0-1 tahun)
Tahap pertama adalah tahap pengembangan rasa percaya diri.
Fokus terletak pada Panca Indera, sehingga mereka sangat memerlukan sentuhan dan pelukan.
2. Otonomi/Mandiri >< Malu/Ragu-ragu (usia 2-3 tahun)
Tahap ini bisa dikatakan sebagai masa pemberontakan anak atau masa 'nakal'-nya. sebagai contoh langsung yang terlihat adalah mereka akan sering berlari-lari dalam Sekolah Minggu. Namun kenakalannya itu tidak bisa dicegah begitu saja, karena ini adalah tahap dimana anak sedang mengembangkan kemampuan motorik (fisik) dan mental (kognitif), sehingga yang diperlukan justru mendorong dan memberikan tempat untuk mengembangkan motorik dan mentalnya. Pada saat ini anak sangat terpengaruh oleh orang-orang penting di sekitarnya (Orang Tua - Guru Sekolah Minggu)
3.   Inisiatif >< Rasa Bersalah (usia 4-5 tahun)
Dalam tahap ini anak akan banyak bertanya dalam segala hal, sehingga berkesan cerewet. Pada usia ini juga mereka mengalami pengembangan inisiatif/ide, sampai pada hal-hal yang berbau fantasi. 
4.  Industri/Rajin >< Inferioriti (usia 6-11 tahun)
Anak usia ini sudah mengerjakan tugas-tugas sekolah - termotivasi untuk belajar. Namun masih memiliki kecenderungan untuk kurang hati-hati dan menuntut perhatian.



D.    Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan
Pembicaraan mengenai factor-faktor yang mempengaruhi perkembangan, membahas tentang hal-hal yang memungkinkan berlangsung atau tidak berlangsungnya perkembangan itu. Para ahli dari berbagai aliran mengemukakan kecenderungan yang berbeda-beda mengenai hal ini. Dibawah ini dikemukakan pendapat para ahli Nativisme, Empirisme, Konvergensi (Elida, 18:2004).
Para ahli aliran nativisme mengemukakan bahwa perkembangan individu semata-mata ditentukan oleh factor dalam diri yang dibawa semenjak lahir. Factor itu disebut bakat, baik bakat fisik maupun bakat psikis. Bakat fisik adalah potensi yang menetukan sifat fisik individu apakah ia akan menjadi tinggi, rendah, gemuk, kurus, kuning, hitam dsb. Bakat psikis dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu bakat umum atau intelegensi dan bakat khusus. Misalnya potensi untuk menjadi penari, pelukis, pemahat dll. Para ahli aliran ini biasanya mempertahankan pendapat ini dengan menunjukkan bukti bahwa terdapat persamaan antara orang tua dengan anak-anaknya. Misalnya kalau ayah atau ibu ahli musik maka anak-anaknya cenderung untuk menjadi ahli music pula.
Para ahli aliran empirisme dengan tokohnya Jhon Locke berpendapat bahwa yang paling menentukan dalam perkembangan individu adalah factor lingkungan pendidikan, sedangkan factor dalam diri individu dianggap tidak memegang peranan penting. Aliran ini ada kelemahannya juga jika pendapat ini benar maka kita sebagai pendidik akan dapat menciptakan manusia sesuai dengan keinginan kita, toh mereka gagal.
Oleh karena itu munculah aliran ketiga yang merupakan jalan tengah antara kedua aliran di atas. Aliran ini disebut dengan aliran konvergensi. Pendapat ini dianggap dapat mengatasi pendapat yang berat sebelah itu. Tokoh dari aliran ini adalah William Stern, yang berpendapat bahwa individu berkembang sebagai hasil pengaruh perpaduan antara factor-faktor hereditas (dalam diri individu) dan pendidikan (lingkungan). Bakat sebagai suatu potensi yang telah dimiliki secara hereditas baru dapat terealisasi dalam bentuk penampilan jika lingkungan memungkinkannya, misalnya seorang seorang anak berbakat untuk menjadi pemain music, tetapi jika lingkungan tidak menyediakan alat music, dan tidak memberi kesempatan untuk berlatih bermain music, maka bakat tersebut tidak akan muncul (tetap potensial). 
Sesuai dengan pendapat di atas dapat dipahami bahwa perkembangan anak tidak hanya dipengaruhi oleh faktor keturun (hereditas) namun juga sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan.
Selain itu Anneahira berpendapat dalam Asianbrain bahwa Pada umumnya anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan normal yang merupakan hasil interaksi banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas tumbuh kembang anak antara lain:


a.       Faktor Dalam
·         Ras/etnik atau bangsa : Anak yang dilahirkan dari ras/bangsa Amerika, maka ia tidak memilki faktor herediter ras/bangsa Indonesia atau sebaliknya
·         Keluarga: Ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh tinggi, pendek, gemuk atau kurus
·         Umur : Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah masa prenatal, tahun pertama kehidupan dan masa remaja.
·         Jenis kelamin : fungsi reproduksi pada anak perempuan berkembang lebih cepat daripada laki-laki.. Tetapi setelah melewati masa pubertas, pertumbuhan anak laki-laki akan lebih cepat
·         Genetik : adalah bawaan anak yaitu potensi anak yang akan menjadi ciri khasnya. Ada beberapa kelainan genetik yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak seperti kerdil.
·         Kelainan kromosom : Kelainan kromosom umumnya disertai dengan kegagalan pertumbuhan seperti pada sindroma Down's[3] dan sindroma Turner's.[4]
b.         Faktor Luar
1)      Faktor prenatal
·         Gizi : Nutrisi ibu hamil terutama dalam trisemester akhir kehamilan akan mempengaruhipertumbuhan janin
F.J Monks (2006) dalam bukunya psikologi perkembangan berpendapat bahwa mulai konsepsi sampai kelahiran, yaitu pada masa pranatal, anak sudah mengalami pengaruh dari luar. Keadaan fisik dan psikis ibu yang baik dan seimbang adalah persyaratan mutlak bagi perkembangan pranatal anak yang sehat, meskipun sampai saat ini belum bisa ditentukan seberapa jauh faktr luar tadi memberikan pengaruh positif maupun negatif pada janin dalam kandungan tersebut.
Sejak dilahirkan seorang anak bukan hanya merupakan makhluk yang reaktif saja, melainkan juga suatu pasangan yang aktif yang memberikan pengaruh pada lingkungan dan dengan demikian juga memberikan pengaruh terhadap dirinya sendiri. Karena arah perhatian sosial serta meningkatnya kemungkinan motoris dan kognitif bertambahlah lingkup aktifitas bayi dengan cepat. Tingkah laku lekat, kelekatan dengan ibu (atau dengan objek lekat yang lain), merupakan ciri khas perkembangan anak pada tahun pertama.
·         Mekanis : Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kongenital[5] seperti club foot
·         Toksi/zat kimia :beberapa obat-obatan dapat menyebabkan kelainan kongenital.
·         Radiasi Paparan radium dan sinar rontgen dapat kelainan pada janin seperti deformitas anggota gerak
·         Infeksi : Infeksi pada trimester pertama dan kedua oleh virus TORCH dapat menyebabkan kalainan pada janin, katarak, bisu tuli, retasdasi mental dam kelainan jantung.
·         Kelainan imunologi : Adanya perbedaan golongan darah antara janin dan ibu sehingga ibu membentuk antibodi terhadap sel darah merah janin, kemudian melalui plasenta masuk dalam peredaran darah janin dan akan menyebabkan hemolisis[6] yang selanjutnya mengakibatkan kerusakan jaringan otak
·         Psikologi ibu : Kehamilan yang tidak diinginkan, perlakukan salah/kekerasan mental pada ibu hamil dan lain-lain
2)      Faktor Persalinan, Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia dapat menyebabkan keruskaan jaringan otak
3)      Faktor Pascasalin
·         Gizi : untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang adekuat
·         Penyakit kronis/kelainan kongenital : tuberkolosis, anemia, kelainan jantung bawaan mengakibatkan retardasi [7]pertumbuhan jasmani
·         Lingkukan fisis dan kimia : Lingkungan sebagai tempat anak hidup berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak. Sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurangnnya sinar matahari, paparan sinar radioaktif, zat kimia tertentu mempunya dampak yang negatif terhadap pertumbuhan anak.
4)      Psikologis
Hubungan anak dengan orang sekitarnya. Seorang anak yang tidak dikehendaki oleh orang tuanya atau anak yang selalu merasa tertekan, akan mengalami hambatan di dalam pertumbuhan dan perkembangannya
5)      Sosio-Ekonomi
Kemisikinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan, kesehatan lingkungan yang jelek dan ketidaktahuan, akan menghambat pertumbuhan anak.
6)      Lingkungan Pengasuhan
Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu anak sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak
7)      Stimulasi
Pertumbuhan memerlukan rangsang/stimulasi khususnya dalam keluarga, misalnya penyediaan alat mainan, sosialisasi anak, keterlibatan ibu dan anggota keluarga lain terhadap kegiatan anak.
8)      Obat-obatan
Pemakaian kortikosteroid[8] jangka lama akan menghamba pertumbuhan, demikian halnya dengan pemakaian obat perangsang terhadap susunan saraf yang menyebabkan terhambatnya produksi hormon pertumbuhan




DAFTAR PUSTAKA

F.J.Monks, dkk. 2006. Psikologi Perkembangan Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya. Jogjakarta: UGM.
Prayitno, Elida. 2004. Perkembangan Individu I (Perkembangan Anak Usia Dini dan Sekolah Dasar). Padang: UNP.
Zulkifli. 1986. Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
http://www.g-excess.com/id/perkembangan-anak-perkembangan-fisik-motorik-kognitif-psikososial.html
http://psikologianakindonesia.wordpress.com/category/perkembangan-anak/



[1] masa bangkitnya kepribadian ketika minatnya lebih ditujukan kepada   perkembangan pribadi sendiri. Pribadi itulah yang menjadi pusat pikirannya.
[2] masa dimana manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat terjadi pada usia 17-20 th
[3] suatu kumpulan gejala akibat dari abnormalitas kromosom, biasanya kromosom 21, yang tidak berhasil memisahkan diri selama meiosis sehingga terjadi individu dengan 47 kromosom. Sindrom ini pertama kali diuraikan oleh Langdon Down pada tahun 1866.  www.childcare-center.com/masalah/sindrom-down.html -

[4]  kelainan genetik yang mempengaruhi satu perempuan dalam setiap 2.000 kelahiran. Ada obat untuk kekacauan dan itu ditandai dengan perawakan pendek, lipatan kulit yang longgar di daerah leher dan rahang kecil. www.scumdoctor.com/.../turner-syndrome/index.html
[5] kelainan katup mitral yang ditandai dengan aliran balik (regurgitasi) sebagian volume darah dari ventrikel kiri kembali menuju atrium kiri. http://fkunhas.com/mitral-insufisiensi-atau-regurgitasi-mitral-rm-kongenital-20101014860.html
[6]  pecahnya membran eritrosit, sehingga hemoglobin bebas ke dalam medium sekelilingnya (plasma). id.wikipedia.org/wiki/Hemolisis
[7] Retardasi mental ialah keadaan dengan intelegensia yang kurang (subnormal) sejak masa perkembangan (sejak lahir atau sejak masa anak). www.jevuska.com
[8] suatu kelompok hormon steroid yang dihasilkan di kulit kelenjar adrenal. www.apoteker.info/.../obat_dari_kortikosteroid.htm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar